Tata
rias dan busana adalah kelengkapan penunjang koreografi yang penting
karena memiliki sifat visual. Penonton sebuah pertunjukan tentu akan
memperhtikan secara seksama tata rias dan tata busana. Harapan penonton
tentunya berusaha mempermudah untuk memahami isi tari yang disampaikan.
Ketrampilan dasar tentang tata rias bagi guru seni tari sangat
dibutuhkan, karena akhir dari sebuah pelatihan adalah pementasan. Bagi
para siswa, sudah barang tentu tidak dimungkinkan mereka dapat
melaksanakan sendiri kegiatan tersebut. Maka hal ini mendorong para guru
dapat dengan trampil mengatasai persoalan pemanggungan tersebut. Selain
dari pada itu, jika siswa didorong untuk merias di salon-salon tentu
akan menimbulkan persoalan baru. Sebab belum tentu salon kecantikan
mengetahui karakteristik tari yang dimaksud oleh guru tari. Oleh karena
itu, pengetahuan singkat ini dimungkinkan dapat memberikan bekal yang
sangat berguna, selebihnya tentu para guru dimungkinkan dapat
mengembangkan lebih mendalam.
Pengertian dan Fungsi Tata Rias
Tata rias dan tata busana yang dimaksudkan dapat diperhatikan pada uraian di bawah ini.
1. Tata Rias
Pada
dasarnya, tata rias bukan sesuatu yang asing bagi semua orang,
khususnya kaum wanita sebab tata rias merupakan aspek untuk mendukung
penampilan dan telah menjadi kebiasaan sehari-hari.
Tata
rias untuk koreografi merupakan kelengkapan penampilan yang bersifat
mutlak. Seorang aktor atau artris pada waktu akan tampil di depan
publiknya selalu mempersiapkan diri merias wajahnya. Hal ini disebabkan
oleh terbatasnya pandangan (penglihatan) mata seseorang dalam menjangkau
obyek yang jauh, yang berkisar antara 5 – 7 meter, bahkan ada yang
mencapai kurang lebih 20 meter. Dengan demikian, seseorang yang tampil
dalam jarak tersebut perlu mendapat bantuan dari peralatan kosmetik agar
wajahnya tetap dapat dilihat jelas.
Di
samping itu, tata rias juga bertujuanuntuk membuat penampilan penari
berbeda dengan kondisi sehari-hari, terlebih jika tarian yang dibawakan
menghendaki penampilan wajah yang berbeda, apakah menjadi lebih tua,
lebih muda, atau digambarkan menyerupai wajah hewan tertentu.
Dengan
demikian, tata rias untuk koreografi mempunyai perbedaan tertentu
dengan tata rias sehari-hari. Perbedaan tersebut bisa terletak pada
aspek bentuk, bahan, atau tekniknya. Semuannya akan sangat tergantung
pada konsep koreografinya.
2. Fungsi Tata Rias
Berdasarkan fungsinya, tata rias untuk koreografi dapat dibagi menjadi dua hal, yaitu sebagai berikut.
1. Tata Rias berfungsi sebagai penegas garis (contur) wajah
Seseorang
yang tampil di depan umum (publik) dalam jarak yang relatif jauh
membutuhkan cara-cara tertentu untuk membuat garis wajahnya tampak
jelas, yaitu yang terdiri dari garis-garis pada alis, mata, hidung, dan
mulut (bibir).
Di samping itu juga diharapkan wajah tidak tampak terlalu datar (flat), akan tetapi diharapkan adanya bayangan pada lekuk-lekuk wajah (shadow) yang berupa penonjolan. Penonjolan tersebut dimaksudkan untuk menunjukan kedimensionalannya.
2. Tata Rias berfungsi sebagai pembentuk karakter penari
Tata rias selain berfungsi mempertegas garis wajah, tat arias panggung ( stage make up)
berfungsi sebagai pembentuk karakter penari, yaitu memperjelas atau
mempertegas kehadiran tokoh-tokoh tertentu. Dengan demikian, tata rias
berfungsi untuk merubah wajah asli menjadi wajah tokoh-tokoh tertentu
yang sesuai dengan konsep koreografinya.
Jika ingin mendapatkan atau memenuhi fungsi di atas, terlebih dahulu seorang penata rias (make up desainer)
perlu mengetahui sedikit tentang anatomi wajah, mengingat wajah manusia
terdiri dari beberapa bagian. Bagian-bagian tersebut harus diperlakukan
dengan cara yang berbeda, baik teknik, bahan atau bentuk yang
diinginkan.
Bentuk
wajah dapat dibedakan menjadi 1) wajah lebar, 2) wajah bundar, 3)
wajah persegi, dan, 4) wajah kecil. Perhatikan gambar di bawah ini.
Bentuk wajah lebar & bundar (Martha Tilaar, [Tt.]: 14).
(Robby H.)
Bentuk
wajah menunjukan adanya perbedaan antara bentuk wajah (muka) lebar dan
bentuk wajah (muka) bundar. Perbedaan tersebut akan berpengaruh besar
jika sebuah koreografi menghendaki kesan wajah penari yang sama.
Sehingga perbedaan-berbedaan bentuk harus dinetralkan. Tujuannya adalah
agar penari di atas penggung tidak mempunyai perbedaan satu dengan yang
lainnya.
Di samping bentuk wajah seperti yang dikemukakan di atas ada juga bentuk wajah sebagai berikut.
Bentuk wajah persegi & kecil (Martha Tilaar, [Tt.]: 14).
(Robby H.)
Bentuk
wajah (muka) persegi dan bentuk wajah (muka) kecil sangat jauh berbeda.
Dalam hal ini dibutuhkan teknik atau ketrampilan dari seorang penata
rias, agar wajah yang sangat jauh berbeda dapat mempunyai kesan yang
sama.
Beberapa bentuk wajah atau muka tersebut akan berpengaruh besar terhadap cara-cara merias atau teknik (make up)
sebab bentuk-bentuk wajah tersebut akan mempengaruhi jarak dari
bagian-bagian muka itu sendiri. Misalnya letak dan jarak mata terhadap
alis, hidung atau mulut.
Meskipun
demikian, cara-cara merias pada tingkat dasar sesungguhnya sama saja,
Oleh karena itu, yang perlu diperhatikan adalah teknik dan pengetahuan
dasar merias wajah.
a. Anatomi Wajah
Seperti
yang telah diketahui bersama, bahwa wajah atau muka seseorang tidak
hanya terdiri dari kulit atau daging saja, tetapi dibentuk oleh
tulang-tulang yang rata, menonjol dan cekung. Misalnya tulang dahi yang
menonjol (cembung) atau rata, tulang pipi yang cembung atau menonjol.
Atau tulang di bawah pipi rata.
Cekung,
cembung dan rata pada permukaan wajah cendrung tidak sama, seringkali
semuanya tampak datar. Oleh karena itu, dalam teknik tata rias,
tulang-tulang dan permukaan wajah tersebut harus ditegaskan dan sudah
barang tentu menggunakan alat-alat dan bahan merias.
Adapun
bagian-bagian dari wajah yang membuthkan penekanan bisa diperhatikan
dari bagian yang disebut primer (utama) dan sekunder (kedua). Bagian
yang utama adalah bagian yang perlu mendapatkan penonjolan, sedangkan
bagian kedua hanya mendapatkan penegasan. Di samping itu, ada juga
bagian yang istimewa atau khusus, yaitu bagian mata dan alis, bagian
hidung dan bagian mulut.
Bagian
wajah yang disebut primer atau bagian yang utama adalah bagian yang
mempunyai dasar tulang yang menonjol sehingga perlu ditonjolkan. Adapun
penonjolan tersebut dapat dipergunakan warna-warna yang lebih terang dan
menyolok.
Adapun
bagian yang disebut khusus adalah bagian wajah yang perlu mendapat
perhatian khusus, yaitu bagian sekitar mata dan alis. Bagian ini perlu
mendapatkan suatu penekanan adanya efek bayangan atau shadow. Sedangkan
bagian-bagian yang memiliki kontur (garis) seperti alis dan garis mata
perlu mendapatkan penegasan.
Di
samping itu, yang perlu mendapat perhaian adalah bibir, bibir ini
mempunyai bentuk tertentu, dimana kadang tidak serasi dengan bagian yang
lain seperti terlalu kecil, terlalu besar atau terlalu lebar, seperti
pada gambar berikut ini.
Anatomi wajah ( Robby H)
Bagian
wajah yang mendapat perhatian khusus pula di samping kedua bagian yang
telah disabutkan di atas adalah hidung. Secara anatomis bagian hidung
merupakan bagian yang mempunyai banyak variasi. Di
mana variasi tersebut dapat menunjukkan ciri-ciri etnis tertentu.
Tetapi juga bisa tidak demikian, karena seorang dengan orang lain
mempunyai perbedaan yang mendasar tentang bentuk hidungnya, atau bentuk
bagian wajah yang lain.
Demikianlah bagian-bagian yang terangkum dalam ruang lingkup anatomi wajah (muka). Hal
ini dikemukakan sebagai pengantar pengenalan tentang bagian-bagian
wajah. Tujuannya agar dalam merancang tata rias untuk kebutuhan
koreografi dapat dikerjakan dengan tepat dan baik.
Pengenalan
tentang anatomi wajah dimungkin mendapatkan mengatasi
kesulitan-kesulitan tertentu dalam merencanakan desain tatarias yang
tepat atau sesuai dengan keinginan penata tari. Oleh karena itu yang
diutamakan pada tata rias adalah kemampuan teknis atau praktek merias.
Salah satunya yang mendapat perhatian dalam merias wajah adalah
membentuk alis, salah satu tekniknya sebagai berikut.
c. Teknik Membentuk Alis Mata
Teknik
membuat garis alis dapat diukur menggunakan pensil alis. Menarik garis
alis jangan terlalu tinggi. Karena akan mendapatkan bentuk alis yang
tidak serasi dengan lengkung kelopak mata. Untuk itu dapat digunakan
Teknik menggris mengukur garis alis mulai dari sayap hidung ke ujung
pensil. Atau mengukur dari sayap hidung ke ujung awal mata. Dengan
demikian ditemukan titik permulaan melukiskan garis alis yang bagus.
Panjang
garis alis dapat diukur dengan cara menempelkan pensil dari sayap
hidung ke ujung ke ujung akhir mata, Sehingga didapatkan penentuan
panjang atau pendeknya alis yang akan dibuat.
Mengukur posisi ujung alis (Martha Tilaar, [Tt.]: 17). (Robby H.) |
Posisi ujung lengkung alis (Martha Tilaar, [Tt.]: 17). (Robby H.) |
Posisi pangkal alis yang sejajar tegak lurus dengan cuping hidung
(Martha Tilaar, [Tt.]: 17). (Robby H.)
|
3. Tata Rias Tari
Tata
rias dalam seni pertunjukan, khususnya dalam seni tari merupakan salah
satu kelengkapan yang penting. Hal ini disebabkan oleh dua faktor yang
mendasar yaitu:
1. Tata
rias merupakan bagian yang berkaitan dengan pengungkapan tema atau isi
cerita, maka tata rias merupakan salah satu aspek visual yang mampu
menentun interpertasi penonton pada obyek estetik yang disajikan atau
sesuatu yang ditarikan.
2. Tata
rias sebagai salah satu upaya untuk memberikan ketegasan atau kejelasan
dari anatomi wajah, karena sajian tari pada umumnya disaksikan oleh
penonton dengan jarak yang cukup jauh, yaitu antara 5 – 7 meter.
Sebuah
sajian tari yang bersifat tematik atau sajian yang bersifat naratif
(bercerita) sangat membutuhkan upaya untuk menonjolkan karakteristik
wajah. Tata rias yang bersifat karakteristik
sudah barang tentuk dibutuhkan pemahaman tentang karakter objek yang
ditarikan, baik karakter manusia ataupun binatang.
Model
ketrampilan penata rias dapat diawali dari ketrampilan tat arias
sehari-hari, yaitu membuat garis alis, memberikan penonjolan pada tulang
pipi, atau membentuk bibir. Hanya saja yang perlu diperhatikan dalam
membentuk wajah adalah memperhatikan pada aspek desain (pola) dan jenis
tata rias tertentu, misalnya tat arias yang didasarkan pada karakter
tari klasik, yang umumnya membagi karakternya dalam beberapa jenis,
yaitu meliputi.
Tata Rias karakter dasar
Dalam tata rias karakter dasar ini ada 4 jenis yaitu:
– Tata rias jenis karakter putri halus.
– Tata rias jenis karaktrer putri kasar (gagah)
– Tata rias jenis akrakter putra halus
– Tata rias jenis karakter putra gagah
Pola karakteristik tata rias putra halus dan putra kasar
(Robby H.)
Perbedaan
antara karakter-karakter tersebut di atas lebih ditentukan pada bentuk
alis, seperti putri halus dan putri kasar yang sangat menonjol pada
bentuk alisnya. Demikian pula putra halus dan putra gagah, yaitu yang
ditampakan pada penonjolan karakter pada bentuk alis dan pada bentuk
kumis. Selain dari pada itu juga terdapat perbedaan pada bentuk jambang dan godek.
Bentuk-bentuk
karakter tokoh yang sangat menonjol dalam seni pertunjukan tari,
utamanya pada wayang orang adalah berangkat pada dasar karakter terebut
di atas, dan ditambah beberapa rias khusus.
Di
samping itu juga terdapat bentuk karakter yang dapat digolongkan pada
jenis tata rias fensi, yaitu yang terdapat pada seni pertunjukan rakyat
atau wayang orang seperti bentuk-bentuk punakawan (dagelan).
Penutup
Demikian sekelumit tuntuan ketrampilan tata rias bagi guru seni tari,
tentunya tulisan pendek ini tidak memberikan penyelesaian terhadap
berbagai problematika tata rias seni tari. Akan tetapi, hal ini
dimungkinkan menjadi motivasi besar bagi para guru seni tari mau
mendalami, karena aspek ini sangat besar manfaatnya. Semoga berguna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar