Senin, 21 Agustus 2017

       Tata rias dan busana adalah kelengkapan penunjang koreografi yang penting karena memiliki sifat visual. Penonton sebuah pertunjukan tentu akan memperhtikan secara seksama tata rias dan tata busana. Harapan penonton tentunya berusaha mempermudah untuk memahami isi tari yang disampaikan.

      Ketrampilan dasar tentang tata rias bagi guru seni tari sangat dibutuhkan, karena akhir dari sebuah pelatihan adalah pementasan. Bagi para siswa, sudah barang tentu tidak dimungkinkan mereka dapat melaksanakan sendiri kegiatan tersebut. Maka hal ini mendorong para guru dapat dengan trampil mengatasai persoalan pemanggungan tersebut. Selain dari pada itu, jika siswa didorong untuk merias di salon-salon tentu akan menimbulkan persoalan baru. Sebab belum tentu salon kecantikan mengetahui karakteristik tari yang dimaksud oleh guru tari. Oleh karena itu, pengetahuan singkat ini dimungkinkan dapat memberikan bekal yang sangat berguna, selebihnya tentu para guru dimungkinkan dapat mengembangkan lebih mendalam.

 

Pengertian dan Fungsi Tata Rias

      Tata rias dan tata busana yang dimaksudkan dapat diperhatikan pada uraian di bawah ini.

        1. Tata Rias

 Pada dasarnya, tata rias bukan sesuatu yang asing bagi semua orang, khususnya kaum wanita sebab tata rias merupakan aspek untuk mendukung penampilan dan telah menjadi kebiasaan sehari-hari.

Tata rias untuk koreografi merupakan kelengkapan penampilan yang bersifat mutlak. Seorang aktor atau artris pada waktu akan tampil di depan publiknya selalu mempersiapkan diri merias wajahnya. Hal ini disebabkan oleh terbatasnya pandangan (penglihatan) mata seseorang dalam menjangkau obyek yang jauh, yang berkisar antara 5 – 7 meter, bahkan ada yang mencapai kurang lebih 20 meter. Dengan demikian, seseorang yang tampil dalam jarak tersebut perlu mendapat bantuan dari peralatan kosmetik agar wajahnya  tetap dapat dilihat jelas.

Di samping itu, tata rias juga bertujuanuntuk membuat penampilan penari berbeda dengan kondisi sehari-hari, terlebih jika tarian yang dibawakan menghendaki penampilan wajah yang  berbeda, apakah menjadi lebih tua, lebih muda, atau digambarkan menyerupai wajah hewan tertentu.

Dengan demikian,  tata rias untuk koreografi  mempunyai perbedaan  tertentu dengan tata rias sehari-hari. Perbedaan tersebut bisa  terletak pada aspek bentuk, bahan, atau tekniknya. Semuannya akan sangat tergantung pada konsep koreografinya.

 

2. Fungsi Tata Rias

Berdasarkan fungsinya, tata rias untuk koreografi dapat dibagi menjadi dua hal, yaitu sebagai berikut.

1.    Tata Rias berfungsi sebagai penegas   garis (contur) wajah

Seseorang yang tampil di depan umum (publik) dalam jarak yang relatif jauh membutuhkan cara-cara tertentu untuk membuat garis wajahnya tampak jelas, yaitu yang terdiri dari garis-garis pada alis, mata, hidung, dan mulut (bibir).

Di samping itu juga diharapkan wajah tidak tampak terlalu datar (flat), akan tetapi diharapkan  adanya bayangan pada lekuk-lekuk wajah (shadow) yang berupa penonjolan. Penonjolan tersebut dimaksudkan untuk menunjukan kedimensionalannya.

 

2.    Tata Rias berfungsi sebagai pembentuk  karakter penari

Tata rias selain berfungsi mempertegas garis wajah,  tat arias panggung  ( stage make up) berfungsi sebagai pembentuk karakter penari, yaitu memperjelas atau mempertegas kehadiran tokoh-tokoh tertentu. Dengan demikian, tata rias  berfungsi untuk merubah wajah asli menjadi wajah  tokoh-tokoh tertentu yang sesuai dengan konsep koreografinya.

 

 Jika ingin  mendapatkan atau memenuhi fungsi di atas,   terlebih dahulu seorang penata rias (make up desainer) perlu mengetahui sedikit tentang anatomi wajah, mengingat wajah manusia terdiri dari beberapa bagian. Bagian-bagian tersebut harus diperlakukan dengan cara yang berbeda, baik teknik, bahan atau bentuk yang diinginkan.

Bentuk wajah dapat dibedakan  menjadi 1) wajah lebar,  2) wajah bundar, 3) wajah persegi, dan, 4) wajah kecil. Perhatikan gambar di bawah ini.


 

Bentuk wajah lebar & bundar (Martha Tilaar, [Tt.]: 14).

        (Robby H.)

 

Bentuk wajah menunjukan adanya perbedaan antara bentuk wajah (muka) lebar dan bentuk wajah (muka) bundar. Perbedaan tersebut akan berpengaruh besar jika sebuah koreografi menghendaki kesan wajah penari yang sama. Sehingga perbedaan-berbedaan bentuk harus dinetralkan. Tujuannya adalah agar penari di atas penggung tidak mempunyai perbedaan satu dengan yang lainnya.

Di samping bentuk wajah seperti yang dikemukakan di atas ada juga bentuk wajah sebagai berikut.

 


 

 

 

 

Bentuk wajah persegi & kecil   (Martha Tilaar, [Tt.]: 14).

        (Robby H.)

 

Bentuk wajah (muka) persegi dan bentuk wajah (muka) kecil sangat jauh berbeda. Dalam hal ini dibutuhkan teknik atau ketrampilan dari seorang penata rias, agar wajah yang sangat jauh berbeda dapat mempunyai kesan yang sama.

Beberapa bentuk wajah atau muka tersebut akan berpengaruh besar terhadap cara-cara merias atau teknik (make up) sebab bentuk-bentuk wajah tersebut akan mempengaruhi jarak dari bagian-bagian muka itu sendiri. Misalnya letak dan jarak mata terhadap alis, hidung atau mulut.

Meskipun demikian, cara-cara merias pada tingkat  dasar sesungguhnya sama saja, Oleh karena itu,  yang perlu diperhatikan adalah teknik dan pengetahuan dasar merias wajah.

 a.    Anatomi Wajah 

Seperti yang telah diketahui bersama, bahwa wajah atau muka seseorang tidak hanya terdiri dari kulit atau daging saja, tetapi dibentuk oleh tulang-tulang yang rata, menonjol dan cekung. Misalnya tulang dahi yang menonjol (cembung) atau rata, tulang pipi yang cembung atau menonjol. Atau tulang di bawah pipi rata.

Cekung, cembung dan rata pada permukaan wajah cendrung tidak sama, seringkali semuanya tampak datar. Oleh karena itu, dalam teknik tata rias,  tulang-tulang dan permukaan wajah tersebut harus ditegaskan dan  sudah barang tentu menggunakan alat-alat dan bahan merias.

Adapun bagian-bagian dari wajah yang membuthkan penekanan bisa diperhatikan dari bagian yang disebut primer (utama) dan sekunder (kedua). Bagian yang utama adalah bagian yang perlu mendapatkan penonjolan, sedangkan bagian kedua hanya mendapatkan penegasan. Di samping itu,  ada juga bagian yang istimewa atau khusus, yaitu bagian mata dan alis, bagian hidung dan bagian mulut.

Bagian wajah yang disebut primer atau bagian yang utama adalah bagian yang mempunyai dasar tulang yang menonjol sehingga perlu ditonjolkan. Adapun penonjolan tersebut dapat dipergunakan warna-warna yang lebih terang dan menyolok.

Adapun bagian yang disebut khusus adalah bagian wajah yang perlu mendapat perhatian khusus, yaitu bagian sekitar mata dan alis. Bagian ini perlu mendapatkan suatu penekanan adanya efek bayangan atau shadow. Sedangkan bagian-bagian yang memiliki kontur (garis) seperti alis dan garis mata perlu mendapatkan penegasan.

Di samping itu,  yang perlu mendapat perhaian adalah  bibir, bibir ini mempunyai bentuk tertentu, dimana kadang tidak serasi dengan bagian yang lain seperti terlalu kecil, terlalu besar atau terlalu lebar, seperti pada gambar berikut ini.

 

Anatomi wajah ( Robby H)

 


 

Bagian wajah yang mendapat perhatian khusus pula di samping kedua bagian yang telah disabutkan di atas adalah hidung. Secara anatomis bagian hidung merupakan bagian yang mempunyai banyak variasi. Di mana variasi tersebut dapat menunjukkan ciri-ciri etnis tertentu. Tetapi juga bisa tidak demikian, karena seorang dengan orang lain  mempunyai perbedaan yang mendasar tentang bentuk hidungnya, atau bentuk bagian wajah yang lain.

Demikianlah bagian-bagian yang terangkum dalam ruang lingkup anatomi wajah (muka). Hal ini dikemukakan sebagai pengantar pengenalan tentang bagian-bagian wajah. Tujuannya agar dalam merancang tata rias untuk kebutuhan koreografi dapat dikerjakan dengan tepat dan baik.

Pengenalan tentang anatomi wajah dimungkin mendapatkan mengatasi kesulitan-kesulitan tertentu dalam merencanakan desain tatarias yang tepat atau sesuai dengan keinginan penata tari. Oleh karena itu yang diutamakan pada tata rias adalah kemampuan teknis atau praktek merias. Salah satunya yang mendapat perhatian dalam merias wajah adalah membentuk alis, salah satu tekniknya sebagai berikut.

 

c. Teknik Membentuk Alis Mata

Teknik membuat garis alis dapat diukur menggunakan pensil alis. Menarik  garis alis jangan terlalu tinggi. Karena akan  mendapatkan bentuk  alis yang tidak serasi dengan lengkung kelopak mata. Untuk itu dapat digunakan Teknik  menggris mengukur garis alis mulai dari sayap hidung  ke ujung pensil. Atau mengukur  dari sayap hidung ke ujung awal mata. Dengan demikian ditemukan titik permulaan melukiskan garis alis yang bagus.

Panjang garis alis dapat diukur  dengan cara menempelkan pensil dari sayap hidung ke ujung ke ujung akhir mata, Sehingga didapatkan penentuan panjang atau pendeknya alis yang akan dibuat.

 

Mengukur posisi ujung alis (Martha Tilaar, [Tt.]: 17).        (Robby H.)

 

 

 

 Posisi ujung lengkung alis (Martha Tilaar, [Tt.]: 17).        (Robby H.)

 

Posisi pangkal alis yang sejajar tegak lurus dengan cuping hidung
(Martha Tilaar, [Tt.]: 17). (Robby H.)
 
 

 

3. Tata Rias Tari

Tata rias dalam seni pertunjukan, khususnya dalam seni tari merupakan salah satu kelengkapan yang penting. Hal ini disebabkan oleh dua faktor yang mendasar yaitu:

1.    Tata rias merupakan bagian yang berkaitan dengan pengungkapan  tema atau isi cerita, maka tata rias  merupakan salah satu aspek visual yang mampu menentun interpertasi penonton pada obyek estetik yang disajikan atau sesuatu yang ditarikan.

2.    Tata rias sebagai salah satu upaya untuk memberikan ketegasan atau kejelasan dari anatomi wajah, karena sajian tari pada umumnya disaksikan oleh penonton dengan jarak yang cukup jauh, yaitu antara 5 – 7 meter.

 

Sebuah sajian tari yang bersifat tematik atau sajian yang bersifat naratif (bercerita) sangat membutuhkan upaya untuk menonjolkan karakteristik wajah. Tata rias yang bersifat karakteristik sudah barang tentuk dibutuhkan pemahaman tentang karakter objek yang ditarikan, baik karakter manusia ataupun binatang.

Model ketrampilan penata rias dapat diawali dari ketrampilan tat arias sehari-hari, yaitu membuat garis alis, memberikan penonjolan pada tulang pipi, atau membentuk bibir.  Hanya saja yang perlu diperhatikan dalam membentuk wajah adalah memperhatikan pada aspek desain (pola) dan jenis tata rias tertentu, misalnya tat arias yang didasarkan pada karakter tari klasik, yang umumnya membagi karakternya dalam beberapa jenis,  yaitu meliputi.

 

Tata Rias karakter dasar

Dalam tata rias karakter dasar ini ada 4 jenis yaitu:

    Tata rias jenis karakter putri halus.

    Tata rias jenis karaktrer putri kasar (gagah)

    Tata rias jenis akrakter putra halus

    Tata rias jenis karakter putra gagah


 

 

 Pola karakteristik tata rias putra halus dan putra kasar

                                                         (Robby H.)

 

Perbedaan antara karakter-karakter tersebut di atas lebih ditentukan pada bentuk alis, seperti putri halus dan putri kasar yang sangat menonjol pada bentuk alisnya. Demikian pula putra halus dan putra gagah, yaitu yang ditampakan pada penonjolan karakter pada bentuk alis dan pada bentuk kumis. Selain dari pada itu juga terdapat perbedaan pada bentuk jambang dan godek.

Bentuk-bentuk karakter tokoh yang sangat menonjol dalam seni pertunjukan tari, utamanya  pada wayang orang adalah berangkat pada dasar karakter terebut di atas, dan ditambah beberapa rias khusus.

Di samping itu juga terdapat bentuk karakter yang dapat digolongkan pada jenis tata rias fensi, yaitu yang terdapat pada seni pertunjukan rakyat atau wayang orang seperti bentuk-bentuk punakawan (dagelan).

 

Penutup
Demikian sekelumit tuntuan ketrampilan tata rias bagi guru seni tari, tentunya tulisan pendek ini tidak memberikan penyelesaian terhadap berbagai problematika tata rias seni tari. Akan tetapi, hal ini dimungkinkan menjadi motivasi besar bagi para guru seni tari mau mendalami, karena aspek ini sangat besar manfaatnya. Semoga berguna.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Makeup atau merias wajah sudah menjadi keharusan bagi wanita agar terlihat segar dan enerjik disetiap suasana. Walaupun sebenarnya dalam ...